Jakarta | Militan – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berencana untuk memberhentikan 27 anggotanya yang tidak mengikuti garis partai dan mendukung kandidatnya yang memperebutkan pemilihan kepala daerah secara bersamaan pada 27 November.
“Dewan pusat partai telah menerima masukan untuk pemecatan setidaknya 27 orang,” kata sekretaris jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (4/12).
Hasto tidak menyebutkan anggota mana yang akan menghadapi pemecatan, ia hanya mengatakan bahwa partai tersebut akan mengumumkan keputusannya pada 17 Desember.
Hasto mengatakan keputusan untuk memberhentikan anggota yang bandel adalah bagian dari upaya PDI-P untuk mengkonsolidasikan menjelang kongresnya tahun depan, dan menyatakan harapannya bahwa partai akan terus menegakkan disiplin di antara para anggotanya.
Pernyataan tentang pemecatan muncul, setelah partai tersebut memecat anggotanya yaitu Effendi Simbolon karena menolak mendukung kandidat gubernur Jakarta Pramono Anung dalam pemilihan kepala daerah 2024.
Dia malah memberikan dukungannya di belakang kandidat saingannya yaitu Ridwan Kamil, yang didukung oleh partai politik di Pro-pemerintah Onward Indonesia Coalition (KIM).
Pemecatan Effendi menambah daftar anggota PDI-P terkemuka yang akan terus bertambah. Akan ada yang mengundurkan diri atau dikeluarkan oleh partai karena mendukung kandidat saingan, yang sebagian besar memiliki dukungan dari mantan presiden Joko Widodo.
Jokowi, yang merupakan kandidat PDI-P di setiap pemilihan regional dan umum yang dia ikuti, memisahkan diri dari partai PDI-P pada akhir tahun lalu.
Setelah dia mengizinkan putranya Gibran Rakabuming Raka untuk mencalonkan diri bersama Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden Februari.
Mantan presiden juga terlihat menunjukkan dukungan diam-diamnya untuk pasangan kandidat yang mencalonkan diri di bawah bendera KIM, yang dipimpin oleh Partai Gerindra Prabowo.
Politisi PDI-P terkenal lainnya yang bergabung dengan Jokowi dalam mendukung Prabowo-Gibran termasuk Maruarar Sirait dan Budiman Sudjatmiko, yang kemudian bergabung dengan Gerindra.
Maruarar, yang merupakan anggota parlemen PDI-P di Dewan Perwakilan dari tahun 2004 hingga 2019, adalah putra mendiang politisi senior PDI-P Sabam Sirait, teman dekat ibu pemimpin partai Megawati Soekarnoputri.
Sementara itu, ikatan Budiman dengan PDI-P sudah terjalin sejak lama. Sebagai kepala Partai Rakyat Demokratik (PRD) sayap kiri dari tahun 1996 hingga 2001, Budiman memainkan peran penting bersama PDI yang dipimpin Megawati dalam menentang rezim otoriter presiden Soeharto pada akhir tahun 90-an.
Dia kemudian menjadi anggota PDI-P pada tahun 2004, dan memenangkan pemilihan legislatif 2009 dan 2014 sebagai perwakilan partai untuk distrik pemilihan di Jawa Tengah. Dia kalah dalam tawaran legislatifnya pada tahun 2019 untuk mewakili Jawa Timur. (die)