Jakarta | Militan – Kandidat yang didukung oleh Presiden Prabowo Subianto tampaknya siap untuk mengamankan kemenangan dalam pemilihan regional utama, kecuali Jakarta.
Lebih dari 200 juta pemilih memberikan suara mereka pada hari Rabu (27/11) untuk para pemimpin di 37 provinsi, 93 kota, dan 415 kecamatan.
Sementara hasil resmi akan diumumkan antara 30 November dan 15 Desember, jajak pendapat independen telah merilis penghitungan pemilihan mereka.
Kandidat yang didukung oleh koalisi luas Prabowo, beberapa di antaranya juga didukung oleh mantan Presiden Jokowi.
Yang memenangkan sebagian besar provinsi utama, termasuk Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, menurut hasil awal dari jajak pendapat.
“Ini adalah kemenangan bagi Prabowo dan juga Jokowi, tetapi dengan Jakarta, ini adalah sebuah kegagalan,” Yanuar Nugroho, mengunjungi rekan senior di ISEAS – Yusof Ishak Institute
“Para pelaksana dari semua program Prabowo adalah para pemimpin regional ini,” katanya.
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur dipandang penting karena mereka adalah provinsi terpadat. Sementara Jakarta memiliki signifikansi nasional sebagai ibu kota.
“Kemenangan itu penting agar program Prabowo dapat diimplementasikan dan diintegrasikan dengan baik,” kata Sufmi Dasco Ahmad, seorang pejabat senior dari partai Gerindra.
Di Jakarta, para kandidat gubernur dan wakil gubernur yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki antara 49,49 persen dan 51,1 persen suara, kata jajak pendapat.
Hasil resmi diharapkan akan diumumkan paling lambat tanggal 15 Desember, menurut peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Satu-satunya provinsi di Indonesia yang tidak berpartisipasi dalam pemilihan lokal adalah Yogyakarta, karena ibu kota budaya negara ini dipimpin oleh seorang sultan yang juga bertindak sebagai Gubernur.
Analis pemilu, Titi Anggraini mengatakan hasil keseluruhan akan memperlancar jalan bagi Prabowo untuk mengimplementasikan janji pemilunya sendiri dan memberinya ruang untuk mulai membangun platform untuk mencalonkan diri kembali pada tahun 2029.
Yanuar juga mengatakan hasilnya akan memudahkan Prabowo untuk menerapkan kebijakannya seperti makanan gratis untuk anak sekolah dan lainnya, pemberantasan kemiskinan dan swasembada pangan.
“Prabowo ingin mengkonsolidasikan kekuatannya sehingga tidak ada gangguan terhadap programnya,” katanya. (die)