Purworejo | Militan – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaporkan, empat orang tewas setelah terjadi tanah longsor pada Selasa (19/11) malam di Peniron, Purworejo, Jawa Tengah.
Abdul Muhari, mengatakan sisa-sisa korban yang meninggal ditemukan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Cilacap, setelah tanah longsor terjadi pada Selasa malam.
Tim SAR gabungan harus menghentikan operasi pencarian, sebelum akhirnya melanjutkan pada hari Rabu (20/11) karena kondisi tanah yang tidak stabil di lokasi tersebut, dapat menimbulkan risiko runtuh kembali setelah hujan yang berkepanjangan.
Para korban diidentifikasi sebagai berikut, Windah Wahyuningsh (38), Susanti (32) dan dua bayi, yang jenazahnya telah diserahkan kepada keluarga mereka.
Alat mesin berat telah dikerahkan oleh pemerintah daerah, untuk membantu operasi pencarian di tengah puing-puing tanah longsor.
BNPB melaporkan, bahwa tanah longsor terjadi setelah hujan berkepanjangan melanda daerah tersebut pada Selasa (19/11) sore, yang menyebabkannya tanah longsor dan mengubur daerah di bawahnya.
“Penduduk di dekat area tersebut sedang dibantu oleh Purworejo BPBD. Mereka didesak untuk tetap waspada terhadap potensi tanah longsor lebih lanjut, karena hujan diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang,” kata Abdul pada hari Rabu (20/11).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendesak masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah, dari Kamis hingga Sabtu, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
“Berdasarkan informasi dinamika atmosfer, potensi cuaca ekstrem dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pola siklon di perairan selatan Kalimantan yang menciptakan area konvergensi massa udara dan defleksi angin di Jawa Tengah,” kata Teguh Wardoyo, pejabat BMKG kabupaten Cilacap, mengatakan pada Rabu (20/11).
Teguh juga mencantumkan area yang berisiko cuaca ekstrem ialah Cilacap, Banyumas, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Temanggung, Semarang, Surakarta, Salatiga, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Blora, Rembang, Grobogan, Jepara, Demak, Pati, Kudus, Pekalongan, Tegal dan Brebes.
“Kami mendesak masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puyuh, pohon tumbang dan sambaran petir,” kata Teguh. (die)