Jakarta | Militan – Sebagian besar Indonesia diprediksi akan memiliki musim hujan normal tahun depan, yang cocok bagi para masyarakat untuk menanam tanaman, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan pada Senin (4/11).
Musim kemarau tahun lalu adalah yang paling parah sejak tahun 2019 karena fenomena cuaca El Nino, membawa kekeringan berkepanjangan yang merusak tanaman dan memperburuk kebakaran hutan.
Pola cuaca kering pada tahun 2023 menyebabkan keterlambatan penanaman tahun ini, mempengaruhi produksi di bulan-bulan awal. Produksi beras Indonesia terlihat turun 2,43 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
“Hujan pada tahun 2025 di sebagian besar Indonesia akan normal hingga di atas normal, cocok untuk mendukung produksi makanan di pusat makanan,” kata kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.
Dwikorita mengatakan pola cuaca La Nina yang lemah, yang biasanya membawa lebih banyak curah hujan, akan terjadi antara November 2024 dan Maret tahun mendatang.
Dia menambahkan, beberapa daerah di Indonesia masih rentan terhadap banjir dan tanah longsor karena curah hujan yang lebih tinggi.
“Selama musim kemarau dari Juli hingga September 2025, masih ada risiko kekeringan dan kebakaran hutan meskipun prediksi hujan normal,” katanya.
Lebih dari 1,16 juta hektar (2,86 juta hektar), termasuk hutan, terbakar tahun lalu, terbanyak sejak 2019 dan lebih dari lima kali lipat dari 204.894 hektar yang terbakar pada tahun 2022, menurut data di situs web kementerian lingkungan hidup. (die)