NTT | Militan – Sedikitnya enam orang tewas setelah gunung berapi di Nusa Tenggara Timur meletus beberapa kali dalam semalam, kata para pejabat pada hari Senin (4/11), meningkatkan tingkat siaga ke tingkat tertinggi.
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang terletak di pulau wisata Flores yang populer, memuntahkan abu dan lava di desa-desa terdekat yang terpaksa dievakuasi.
“Menurut koordinasi kami dengan otoritas lokal, enam kematian telah dikonfirmasi,” Abdul Muhari juru bicara Nasional Badan Mitigasi Bencana mengatakan pada hari Senin.
Rekaman yang menunjukkan desa-desa di dekat gunung berapi ditutupi oleh abu tebal, dengan beberapa daerah terbakar.
Badan vulkanologi negara itu menaikkan tingkat siaga ke tanda tertinggi, dan memberi tahu penduduk setempat dan turis untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tujuh kilometer (4,3 mil) dari kawah.
“Ada peningkatan yang signifikan dalam aktivitas gunung berapi di Gunung Lewotobi Laki-laki,” katanya dalam siaran pers pada hari Senin.
Lewotobi Laki-laki meletus pada hari Minggu (3/11) pukul 23.57 Waktu setempat (15:57 GMT), mengeluarkan lava merah menyala, abu vulkanik dan batu pijar, Hadi Wijaya juru bicara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bahaya Geologi (PVMBG), mengatakan pada hari Senin.
“Setelah letusan, ada pemadaman listrik dan kemudian hujan serta petir besar yang menyebabkan kepanikan di antara penduduk,” katanya.
Agensi telah merekomendasikan radius tujuh kilometer (4,35 mil) harus dibersihkan.
“Lava dan batu yang berapi-api menghantam permukiman warga yang terdekat sekitar empat km (dua mil) dari kawah serta membakar dan merusak rumah-rumah penduduk” kata Hadi.
Pada Senin pagi setidaknya sembilan orang telah meninggal, kata Heronimus Lamawuran, seorang pejabat lokal di daerah Flores Timur.
“Kami telah mulai mengevakuasi penduduk sejak pagi ini ke desa-desa lain yang terletak sekitar 20 km (13 mil) dari kawah,” katanya.
BNPB memperingatkan ada potensi banjir lava yang disebabkan oleh hujan dan memberi tahu penduduk setempat untuk memakai masker untuk menghindari efek abu vulkanik.
Gunung itu mengalami beberapa letusan besar pada bulan Januari, mendorong pihak berwenang pada saat itu untuk menaikkan status siaga ke tingkat tertinggi dan mengevakuasi setidaknya 2.000 penduduk. (die)