Jakarta | Militan – Menteri Pendidikan dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengatakan kementerian akan segera meluncurkan rencana baru yang akan memungkinkan para siswa untuk diajarkan tentang mata pelajaran kecerdasan buatan dan pengkodean.
Dirinya mengatakan, bahwa pelajaran tentang Al dan coding akan menjadi pilihan dan hanya akan tersedia untuk siswa di kelas empat.
“Untuk sekolah dasar, mata pelajaran ini tidak akan tersedia untuk siswa kelas satu, tetapi hanya untuk siswa kelas empat, kelas lima atau enam,” kata Mu’ti.
Menteri yang baru dilantik ini juga mengatakan, bahwa kementerian sedang mencari kemungkinan nantinya mempekerjakan instruktur baru untuk mengajar Al dan coding.
Atau pihaknya akan berkolaborasi dengan institusi yang sudah mengkhususkan diri dalam dua mata pelajaran tersebut.
Kementerian mengatakan bahwa hanya sekolah dengan alat yang memadai dan memiliki koneksi internet yang handal lah, yang dapat mulai memberikan pelajaran tentang pengkodean dan Al, pada hari Kamis (14/11).
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengatakan bahwa ia sedang dalam pembicaraan dengan Mu’ti, terkait bagaimana memasukkan pengkodean dalam kurikulum baru yang disusun untuk siswa sekolah dasar dan menengah.
“Pada prinsipnya, kami telah sepakat bahwa kami perlu memiliki kurikulum tentang coding,” ujar Meutya pada (14/11).
Diskusi terkait rencana untuk memasukkan coding dan Al dalam kurikulum baru, awalnya dipicu oleh pernyataan dari Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Gibran mengatakan bahwa ia telah memberi perintah kepada Mu’ti untuk mulai mengerjakan rencana untuk mengajarkan coding kepada siswa sekolah dasar.
“Kita seharusnya tidak tertinggal di belakang India pada pengkodean. Untuk sampai ke Golden Indonesia kita membutuhkan generasi emas, mereka yang ahli dalam coding dan AI,” kata Gibran pada pertemuan pada hari Senin (18/11). (die)