close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

28.7 C
Jakarta
Senin, Januari 20, 2025

YLBHI Meminta Untuk Mengevaluasi Penggunaan Senjata Api Pada Polisi

spot_img

Jakarta | Militan – Wakil ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Arif Maulana, mendesak Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat untuk secara serius mengevaluasi penggunaan senjata api oleh Polisi, dia mengatakan bahwa petugas semakin menyalahgunakan senjata api.

“Hari ini, situasinya darurat karena penyalahgunaan senjata api oleh polisi,” kata Arif pada konferensi pers berjudul “Reformasi Polisi Darurat” pada hari Minggu (8/12).

Baru-baru ini, ada beberapa kasus yang melibatkan penggunaan senjata api oleh petugas polisi, termasuk pembunuhan seorang siswa SMA kejuruan di Semarang pada 24 November. Awalnya, Polres Kota Semarang menuduh korban terlibat perkelahian, hanya untuk menarik kembali tuduhan tersebut.

Pada 22 November, Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar menembak mati rekannya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar setelah korban menangkap tersangka penambang ilegal.

Arif percaya bahwa kondisi Polri saat ini telah menyimpang jauh dari tujuan awal reformasi kepolisian yang ditetapkan ketika polisi memisahkan diri dari Angkatan Bersenjata Indonesia (ABRI) saat itu pada tahun 1998.

Niat di balik pemisahan ini adalah untuk mengubah pendekatan militeristik polisi, membuatnya lebih manusiawi.

“Otoritas polisi melibatkan layanan publik, penegakan hukum dan keamanan, jadi polisi harus demokratis dan menghormati hak asasi manusia, menahan diri dari pendekatan kekerasan” kata Arif.

Oleh karena itu, dia mendukung rencana dari Komisi III untuk mengevaluasi penggunaan senjata api di dalam pasukan polisi.

Arif mengatakan rencana itu perlu segera dilaksanakan, karena tidak semua fungsi polisi membutuhkan senjata api, menunjuk ke Korps Lalu Lintas sebagai contoh pasukan polisi yang tidak membutuhkan senjata api.

Dia mengatakan bahwa penggunaan senjata, termasuk senjata api, harus menjadi pilihan terakhir dalam konteks penegakan hukum.

Sebelumnya, anggota Komisi III Abdullah mengusulkan agar petugas polisi hanya dilengkapi dengan tongkat untuk tugas patroli guna menjaga ketertiban dan keamanan, daripada senjata api, untuk mencegah penyalahgunaan.

Dia menunjukkan bahwa pasukan polisi di negara-negara seperti Inggris, Norwegia, Islandia, Botswana, Selandia Baru, dan Irlandia hanya menggunakan tongkat dan semprotan merica untuk menjaga ketertiban, dengan penekanan kuat pada profesionalisme dalam tugas mereka.

Dia mengatakan bahwa evaluasi dan pembatasan penggunaan senjata api sangat penting untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan, termasuk korban sipil dan petugas polisi.

“Senjata apa pun yang diberikan kepada polisi dapat digunakan untuk mengambil nyawa seseorang jika pemahaman filosofis dan peraturan hukum tidak dipahami dengan baik oleh petugas polisi,” kata Abdullah.

Anggaran Polri untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp 126,62. Meningkat 7,85 persen dari Rp 117 triliun pada tahun 2024. (die)

spot_img

Berita Terpopuler

Penjual Obat Keras Tramadol Berkedok Toko Sembako di Curug Digeruduk Emak-Emak dan Tokoh Agama!

Depok | Militan - Kehebohan melanda wilayah Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Sekelompok emak-emak bersama aliansi masyarakat dan tokoh agama melakukan aksi penggerebekan...

ABADI Solid, Demokrat Kota Malang Perkuat Dukungan di HUT ke-23

Malang | Militan - Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai rapat konsolidasi dan koordinasi peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat di Kota Malang. Bakal Calon...

Ojol Hina Pegawai Tuli, Grab Langsung Turun Tangan

Malang | Militan - Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan aksi tak terpuji seorang driver ojol yang menghina seorang pegawai tuli di...

Polres Majalengka Amankan 4 Orang Terkait Produksi dan Peredaran Uang Palsu

Majalengka | Militan - Polres Majalengka membongkar kegiatan produksi dan peredaran uang palsu yang memproduksi Dolar dan Rupiah di Kabupaten Sumedang. Sebanyak 4 orang...

Meriah! Risma dan Sanusi-Lathifah ‘Mberot’ Bareng Bantengan di Rakercabsus PDI Perjuangan Malang

Malang | Militan - Suasana meriah menyelimuti Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDI Perjuangan di Kabupaten Malang, Minggu (15/9/2024). Hadir dalam acara ini, Tri...

Waspada! Kasus TBC di Indonesia Meroket, Dokter Spesialis Paru di Malang Ungkap Fakta Menakutkan

Jakarta | Militan - Indonesia menempati posisi kedua dunia dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi, hanya kalah dari India. Data ini diungkap oleh Dr. Ungky...
Berita terbaru
Berita Terkait