close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

25.2 C
Jakarta
Kamis, Desember 5, 2024

Komnas HAM Melakukan Penyelidikan Atas Penembakan di Semarang

spot_img

Semarang | Militan – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengirim tim investigasi untuk menyelidiki penembakan oleh seorang petugas polisi terhadap seorang siswa remaja di Semarang, Jawa Tengah.

Seorang petugas polisi Semarang dilaporkan telah menembak seorang Anak laki-laki berusia 17 tahun diidentifikasi (GRO), saat mencoba membubarkan perkelahian geng di depan kompleks perumahan di bagian barat Semarang pada dini hari tanggal 24 November.

Polisi mengklaim bahwa petugas telah memperhatikan perkelahian saat dia melewati daerah itu dalam perjalanan pulang, tetapi dia diserang oleh sekelompok anak laki-laki, dan memaksanya untuk menembakkan senjatanya.

GRO dibawa ke rumah sakit terdekat tetapi pada akhirnya ia meninggal akibat luka-luka yang dialaminya.

Selain GRO, dua anak laki-laki lainnya ditembak dalam insiden tersebut, seorang anak diidentifikasi sebagai S dan A. Mereka semua adalah siswa kejuruan negeri SMK 4 Semarang.

Komisaris Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing mengkonfirmasi bahwa komisi telah mengirim tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Namun, dia berhenti untuk mengungkapkan hasil investigasi.

“Tim masih di lapangan. Kami akan mengungkapkan hasilnya nanti,” kata Uli,

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (27/11) ketua komisi, Atnike Nova Sigiro menyesalkan insiden tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Dia juga meminta penyelidikan yang adil dan transparan dalam kasus ini, dan mendesak polisi untuk menegakkan hukum secara tidak memihak dan memastikan perlindungan bagi saksi dan korban.

Atnike meminta polisi untuk mengadopsi pendekatan yang manusiawi dalam menangani atau membubarkan perkelahian remaja.

Insiden tersebut juga telah menarik perhatian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dengan anggotanya Choirul Anam menyerukan kontrol yang lebih ketat terhadap penggunaan senjata api oleh petugas, terutama selama operasi yang melibatkan anak di bawah umur.

Dia menekankan perlunya tes psikologis untuk petugas yang membawa senjata api dan penegakan prosedur operasi standar yang lebih ketat untuk mencegah insiden semacam itu terjadi di masa yang akan datang. (die)

spot_img

Berita Terpopuler

Penjual Obat Keras Tramadol Berkedok Toko Sembako di Curug Digeruduk Emak-Emak dan Tokoh Agama!

Depok | Militan - Kehebohan melanda wilayah Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Sekelompok emak-emak bersama aliansi masyarakat dan tokoh agama melakukan aksi penggerebekan...

Ojol Hina Pegawai Tuli, Grab Langsung Turun Tangan

Malang | Militan - Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan aksi tak terpuji seorang driver ojol yang menghina seorang pegawai tuli di...

ABADI Solid, Demokrat Kota Malang Perkuat Dukungan di HUT ke-23

Malang | Militan - Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai rapat konsolidasi dan koordinasi peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat di Kota Malang. Bakal Calon...

Polres Majalengka Amankan 4 Orang Terkait Produksi dan Peredaran Uang Palsu

Majalengka | Militan - Polres Majalengka membongkar kegiatan produksi dan peredaran uang palsu yang memproduksi Dolar dan Rupiah di Kabupaten Sumedang. Sebanyak 4 orang...

Waspada! Kasus TBC di Indonesia Meroket, Dokter Spesialis Paru di Malang Ungkap Fakta Menakutkan

Jakarta | Militan - Indonesia menempati posisi kedua dunia dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi, hanya kalah dari India. Data ini diungkap oleh Dr. Ungky...

Meriah! Risma dan Sanusi-Lathifah ‘Mberot’ Bareng Bantengan di Rakercabsus PDI Perjuangan Malang

Malang | Militan - Suasana meriah menyelimuti Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDI Perjuangan di Kabupaten Malang, Minggu (15/9/2024). Hadir dalam acara ini, Tri...
Berita terbaru
Berita Terkait