Jakarta | Militan – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan berusaha tidak akan mengimpor beras pada tahun depan dengan cara meningkatkan produksi dalam negeri.
Hal ini disampaikannya dalam Konferensi Pers terkait Kebijakan Pangan pada Senin (11/11) di Jakarta.
“Oleh karena itu, karena stok kita banyak dan cukup, kemungkinan tahun depan kita usahakan kita kejar tidak impor. Kalaupun (impor) sedikit saja,” kata Zulhas.
Dirinya juga meyakinkan siklus kekurangan stok pada awal tahun, yakni setiap Januari dan Februari, dapat diatasi dengan peningkatan produksi di bulan-bulan selanjutnya, seperti yang biasa terjadi pada Maret kala panen raya.
“Selalu kalau Januari, Februari itu puncaknya shortage kekurangan. Biasanya bisa 2,5 juta produksinya jadi 1,5 juta ton. Tapi Maret itu surplus banyak, jadi kalau kebutuhan 2,5 ton, biasanya Februari, Maret, April, Mei itu produksi bisa 3,5 juta lebih,” ungkapnya.
Dirinya berencana akan menggenjot produksi dalam negeri melalui tiga langkah utama.
Pertama, mengoptimalkan lahan yang ada. Menurutnya lahan yang saat ini belum dimanfaatkan maksimal, terutama lahan tadah hujan yang tergantung pada curah hujan.
“Lahan yang ada itu kan ada yang tadah hujan. Nah bagaimana kita harus ada irigasi.
Kalau ada bendungannya, mesti kita buat tersier irigasi. Kalau tidak ada, ada juga melalui pompa,” jelasnya.
la menyebut optimalisasi lahan ini sangat penting karena ada 20 persen lebih sawah yang menganggur karena tidak ada akses irigasi yang memadai.
Kedua, lewat program cetak sawah baru di beberapa wilayah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan suplai beras yang mencukupi di masa mendatang, sehingga ketergantungan terhadap impor dapat ditekan.
“Kita juga buka sawah baru. Itu di Merauke dan ada beberapa tempat sawah baru,” ungkapnya.
Ketiga, penyediaan pupuk secara tepat waktu. Zulhas menekankan ketersediaan pupuk harus terjamin sebelum masa tanam dimulai, dengan begitu produksi padi bisa lebih optimal.
la menambahkan fungsi koordinasi sangat penting agar pupuk dapat disalurkan tepat waktu, sehingga produktivitas sawah bisa meningkat.
“Jangan sampai pupuk sudah tanam, mau panas baru datang. Harus tepat waktu. Oleh karena itu, fungsi koordinasi sangat penting,” ujar Zulhas. (die)