Jakarta | Militan – PT Fast Food Indonesia (FAST) yang menaungi jaringan waralaba KFC Indonesia rugi besar pada kuartal III-2024 sehingga harus menutup puluhan gerai dan memberhentikan ribuan Karyawan.
KFC rugi sebesar Rp555,08 miliar hingga terpaksa menutup 47 gerai dan memutus hubungan kerja (PHK) 2.274 karyawan.
FAST menyebut ada dua penyebab kerugian besar perusahaan. Pertama, pemulihan usaha dari kondisi Covid-19 yang belum maksimal.
Pemicu kedua, situasi pasar makin memburuk akibat krisis Timur Tengah. Dan KFC menjadi salah satu sasaran gelombang boikot masyarakat.
“Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September
2024,” tulis manajemen dalam laporan keuangan.
Dalam laporan keuangan ini disebutkan, per tanggal 30 September, perusahaan hanya
mengoperasikan 715 gerai restoran di seluruh
Indonesia. Padahal pada Desember 2023, perusahaan ini diketahui mengoperasikan 762 gerai.
Kerugian pada Kuartal IIl 2024 memang lebih buruk dibanding periode yang sama pada tahun lalu, dengan peningkatan rugi sebesar 266,59 persen (yoy). Pada Kuartal I|I 2023, FAST mencatat kerugian Rp152,41 miliar.
Akibat kerugian besar tersebut membuat KFC terpaksa melakukan efisiensi usaha dengan menutup gerai dan melakukan PHK pada karyawannya.
Di negara-negara Asia lainnya, seperti Di Malaysia, misalnya, beberapa gerai mengalami kesulitan keuangan yang memaksa penutupan sementara sejumlah lokasi, meskipun tidak sebesar yang terjadi di Indonesia.
Berdasarkan laporan QSR Brands, pengelola KFC di Malaysia, sekitar 108 outlet KFC telah ditutup, terutama di wilayah-wilayah dengan mayoritas Muslim, seperti Kelantan yang terkena dampak hingga 80% penutupan gerai. (die)