Jakarta | Militan – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara. Mulai dari China, Amerika Serikat (AS) hingga negara di Timur Tengah.
Menurut Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, kunjungan Prabowo dilakukan guna menjalin kerja sama dengan negara lain, mulai dari bidang energi, perdagangan, sampai kelautan.
“Ya banyak lah, banyak. Kerja sama-kerja sama yang kita berharap menguntungkan untuk bangsa Indonesia, misalnya kerja sama di bidang perdagangan, di bidang energi, green energy, dan seterusnya, banyak,” ujar Prasetyo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (8/11).
“Kelautan, kerja sama antar negara kawasan Asia Tenggara, perdagangan dengan teman-teman di Eropa, banyak sekali yang dibawa oleh Pak Prabowo,” tuturnya.
Prabowo sendiri bertolak ke China, Inggris, Amerika Serikat, Peru, Brazil dan berencana mampir ke sejumlah negara Timur Tengah, sekembalinya ke Tanah Air.
Menurut Prasetyo, kunjungan ini dilakukan guna menghormati undangan-undangan dari para negara sahabat. la mengatakan, Prabowo merasa negara-negara yang mengundangnya itu penting, sehingga harus dihadiri.
“Dalam kapasitas beliau sebagai Presiden Indonesia yang baru saja dilantik, untuk menjaga hubungan dengan beberapa negara, dan termasuk untuk menghadiri pertemuan APEC maupun G20. Targetnya ya kita mau menjaga hubungan baik dengan negara-negara sahabat,” jelas Prasetyo.
Prabowo sebelumnya mengatakan dirinya akan memulai kunjungan luar negerinya dengan berkunjung ke China, Amerika Serikat (AS), Peru, Brazil, dan Inggris.
“Pada hari ini saya beserta delegasi dari pemerintah Rl akan melaksnakan kunjungan ke luar negeri. Pertama memenuhi undangan dari Presiden RRT. Kemudian dari Beijing saya akan terbang langsung ke Washington DC, memenuhi undangan dari Presiden AS. Dari situ saya akan hadiri KTT APEC di Peru, di Lima, Peru. Dari Peru hadir KTT G20 di Brazil,” ujar Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/11).
“Dan dari Brazil saya akan terbang langsung memenuhi undangan dari Perdana Menteri
Kerajaan Inggris,” sambungnya. (die)