Sukabumi | Militan – Setidaknya tujuh orang hilang setelah banjir dan tanah longsor yang melanda kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dalam seminggu terakhir. Sementara pihak berwenang mengatakan setidaknya lima penduduk desa kehilangan nyawa mereka selama bencana.
Empat orang yang meninggal berasal dari kecamatan Simpenan, sementara yang lainnya berasal dari kecamatan Ciemas, menurut data dari Badan Mitigasi Bencana Nasional (BNPB) per Jumat (6/12) pagi.
Kecamatan tersebut termasuk di antara daerah-daerah yang paling terpukul, dengan tanah longsor dan banjir bandang yang mempengaruhi puluhan rumah dan lebih dari 240 orang.
“Karena kami masih memiliki beberapa orang yang hilang, saya mendesak tim pencarian dan penyelamatan gabungan untuk bekerja lebih keras dalam mencari orang-orang ini. Gunakan alat berat jika perlu,” kata kepala BNPB Suharyanto dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat (6/12).
Tim pencarian dan penyelamatan memiliki waktu tujuh hari untuk menemukan orang-orang yang hilang. Jika personel gabungan tidak dapat menemukan mereka minggu depan, kepala badan bencana menginstruksikan otoritas lokal untuk mendiskusikan masalah ini dengan kerabat mereka.
“Jika mereka ingin pencarian dilanjutkan, silakan.
Kami akan berusaha sekuat yang kami bisa,” kata Suharyanto.
Dia juga mendorong pembangunan jembatan sementara untuk membuka akses ke desa-desa yang terputus karena banjir dan tanah longsor merusak jalan dan jembatan, sehingga pihak berwenang dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk desa yang terkena dampak.
Personel dari BNPB, Unit Tanggap Darurat Bencana (Tagana) Kementerian Sosial, Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas), Militer Indonesia (TNI) serta polisi dan pejabat setempat mendistribusikan bantuan kepada penduduk yang terkena dampak.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mengunjungi tempat penampungan darurat pada hari Jumat (6/12) di desa Sukamaju. Dia memerintahkan pihak berwenang untuk bekerja sekeras mungkin untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Suharyanto mengatakan bahwa pejabat Tagana telah mendirikan dapur umum untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi lebih dari 300 orang yang berlindung di tempat yang lebih aman.
Hujan lebat yang melanda kabupaten pada hari Selasa dan Rabu telah menyebabkan setidaknya 33 peristiwa cuaca buruk di 22 kecamatan di seluruh Sukabumi, yang sebagian besar adalah tanah longsor dan banjir.
Administrasi kabupaten telah mengumumkan keadaan darurat yang akan berlaku selama tujuh hari untuk mendorong mitigasi dampak bencana. (die)