DEPOK | Militan.co.id- Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hj. Yeti Wulandari, menegaskan bahwa Partai Gerindra akan mengawal secara ketat pelaksanaan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Hal ini disampaikannya dalam diskusi bersama perwakilan Pemuda Penegak Keadilan, yang mengkritisi regulasi program tersebut dan berencana menggelar aksi demonstrasi.
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Depok, Yeti menegaskan bahwa saat ini program MBG masih dalam tahap uji coba. Ia pun menyambut baik kritik dan saran dari para mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap pembangunan bangsa.

“Saya sangat mengapresiasi kritik dan masukan dari teman-teman mahasiswa. Program ini memang perlu dikawal oleh semua elemen masyarakat agar regulasinya lebih matang dan berjalan lancar di masa depan,” ujarnya pada Senin (3/2/2025).
Lebih lanjut, Yeti menjelaskan bahwa dalam tahap uji coba ini, sebagian besar pendanaan masih menggunakan dana pribadi Prabowo Subianto. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan anggaran negara sebelum program resmi dibiayai oleh APBN.
“Saat ini belum ada anggaran APBN yang digunakan. Ini murni uji coba yang didanai langsung oleh Pak Prabowo. Dengan begitu, kita bisa mengevaluasi kekurangan yang ada sebelum nantinya program ini berjalan secara penuh dengan pendanaan negara,” terangnya.
Target 18.000 Porsi per Hari, SPPG Akan Ada di Tiap Kecamatan
Sebagai langkah awal, Kota Depok telah memiliki enam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur produksi MBG. Saat ini, lima di antaranya berlokasi di Kampung Kebayunan, Kelurahan Tapos, sementara satu lainnya berada di Kelurahan Cilangkap.
“Saat ini, setiap SPPG di Tapos menargetkan produksi sekitar 3.000 porsi per hari. Artinya, total ada sekitar 18.000 porsi makanan yang didistribusikan ke sekolah-sekolah dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP/sederajat, hingga SMA/sederajat, termasuk beberapa pondok pesantren,” jelasnya.
Menanggapi kekhawatiran mengenai distribusi makanan yang bisa memengaruhi rasa dan kadar gizi, Yeti memastikan bahwa ke depannya SPPG akan dibangun di setiap kecamatan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.
“Kita sudah siapkan skema agar setiap kecamatan memiliki SPPG sendiri. Jadi, makanan tidak perlu dikirim dari jauh, sehingga kualitas dan gizi tetap terjaga,” tambahnya.

Yeti juga dengan cermat menjelaskan, terkait pendistribusian MBG
dalam diskusi tersebut, saat mahasiswa juga menyinggung soal transparansi data dan sistem distribusi MBG. Menanggapi hal itu, Yeti menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan sistem pemantauan berbasis digital yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses data pendistribusian secara transparan.
“Program ini akan dimonitor secara online untuk memastikan semua mekanisme berjalan sesuai prosedur. Jadi, masyarakat bisa mengakses data dan melihat langsung bagaimana distribusinya,” paparnya.
Di akhir pertemuan, Yeti mengajak para mahasiswa untuk ikut serta dalam mengawal pelaksanaan program MBG agar berjalan sesuai harapan.
“Saya berharap teman-teman mahasiswa bisa turut serta mengawasi dan mendukung program ini, karena tujuannya adalah untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas,” pungkasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Yeti pun menyajikan hidangan khas Makan Bergizi Gratis (MBG), lengkap dengan susu yang telah dibagikan kepada pelajar di seluruh Indonesia, untuk dinikmati bersama para mahasiswa yang hadir.