Jakarta | Militan – Asosiasi Ketua Komunitas Peduli Konsumen Meikarta, Yosafat Erland mengatakan dia berharap untuk solusi bagi pelanggan proyek mega-apartemen yang terhenti setelah taipan Mochtar Riady bertemu dengan mantan presiden Joko Widodo di Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat (13/12).
Pendiri Lippo Group, Mochtar didampingi oleh putranya ketua Lippo James Riady dan cucunya John Riady dalam kunjungan ke kediaman pribadinya Jokowi.
“Semoga, akan ada solusi untuk kami pelanggan, para korban,” kata Yosafat kepada pada hari Jumat (13/12).
Yosafat mengatakan, dia dan pelanggan lain di asosiasi tidak ingin terus bentrok dengan para pengembang tetapi mereka telah dipaksa untuk turun ke jalan untuk menuntut pengembalian dana penuh.
Yosaphat menambahkan bahwa sebagian besar pelanggan Meikarta adalah pensiunan, beberapa di antaranya sebelumnya bekerja untuk perusahaan milik negara. Karena usia mereka, saat ini diwakili oleh keponakan mereka untuk protes.
PT Lippo Cikarang adalah pengembang awal megaproyek Meikarta di Cikarang, kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sebelum menyerahkannya kepada PT Mahkota Sentosa Utama.
Nama James menjadi sorotan selama kasus penyuapan yang terkait dengan Meikarta. Mega-proyek, diluncurkan pada tahun 2017, adalah salah satu usaha properti paling ambisius dari Lippo Group dan diklaim sebagai proyek terbesar oleh kerajaan bisnis keluarga Riady.
Namun, proyek tersebut menghadapi berbagai tantangan, dan hingga saat ini, masa depannya masih belum pasti.
Dalam kasus tersebut, Pengadilan Korupsi Bandung menjatuhkan hukuman enam tahun penjara kepada mantan bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin.
Neneng dinyatakan bersalah atas korupsi karena menerima suap dari para pengembang. Dia juga didenda Rp 250 juta, dengan tambahan empat bulan penjara jika tidak dibayar, dan dilucuti hak politiknya.
Selama penyelidikan, James dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali, termasuk pada 12 Desember 2019, ketika dia gagal hadir.
Dia sebelumnya telah diinterogasi pada 31 Oktober 2019, selama penyelidikan terhadap Neneng. KPK juga menggeledah rumahnya pada 18 Oktober 2018, mencari bukti terkait kasus tersebut tetapi tidak ditemukan. (die)