Jakarta | Militan – Indonesia akan mendirikan bank emas batangan pertamanya awal tahun depan, Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan pada hari Selasa (10/12).
Dia menambahkan bahwa penciptaan institusi mengikuti pemberlakuan Undang-Undang No. 4/2023 tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan (P2SK).
Airlangga sebelumnya menyarankan bahwa pemberi pinjaman milik negara seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), melalui anak perusahaan pegadaiannya, dapat membentuk bank emas batangan pertama di negara ini.
“Di masa lalu, kami hanya menyimpan cadangan emas di lemari besi dan mencatat tonasenya, bukan nilainya. Bank-bank di negara-negara seperti Singapura, memasukkan nilai emas dalam laporan keuangan mereka,” kata Airlangga pada hari Senin (9/12).
Bank emas batangan beroperasi mirip dengan bank konvensional tetapi berfokus pada emas daripada uang tunai. Itu mengumpulkan simpanan emas dari individu dan kemudian meminjamkan atau memperdagangkan logam dengan pihak lain.
Pada bulan Oktober, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan No. 17/2024, yang menguraikan persyaratan untuk mendirikan bank bullion, termasuk modal inti minimum Rp 14 triliun. Bank regional dan lembaga keuangan mikro dikecualikan dari penawaran layanan emas batangan.
Maman Firmansyah, direktur multifinance dan pemantauan modal ventura di OJK, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyusun peraturan presiden untuk melengkapi peraturan OJK tentang bank emas.
Dia menambahkan bahwa agensi dan pemerintah secara bertahap akan membangun ekosistem investasi emas yang lengkap, yang akan mencakup pembentukan dewan emas nasional sebagai asosiasi industri dan sistem ciri khas untuk memastikan keaslian produk.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa kesenjangan yang signifikan dalam ekosistem emas batangan Indonesia. Ketika mencari referensi untuk praktik di negara lain, seperti Singapura, Inggris dan Turki, kami menemukan beberapa komponen yang belum ditetapkan di sini,” katanya pada hari Selasa (10/12).
Pada bulan Oktober, harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa, melampaui $2.780 per ons. Banyak analis telah memperkirakan kenaikan harga emas global yang berkelanjutan yang didorong oleh meningkatnya permintaan dari berbagai negara di tengah ketidakpastian geopolitik.
Airlangga juga menjelaskan bahwa bank emas batangan dapat menambah nilai lebih pada produk emas buatan Indonesia karena pemerintah ingin memperluas agenda industri hilirnya untuk memasukkan logam mulia yang ditambang di beberapa wilayah negara.
Dia menyatakan bahwa Zona Ekonomi Khusus di Gresik, Jawa Timur, siap memproduksi 60 ton emas per tahun setelah peluncuran operasi di pabrik peleburan tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik. Emas diekstraksi sebagai produk sampingan dari pemurnian tembaga.
Demi perbandingan, perusahaan pegadaian milik negara pegadaian saat ini hanya memiliki 70 ton emas dalam stok.
Hingga baru-baru ini, produsen dan pengecer emas milik negara PT Aneka Tambang (Antam) biasanya mengandalkan emas impor untuk memproduksi produk ritelnya, tetapi pada 7 November, perusahaan tersebut menandatangani perjanjian pembelian untuk mendapatkan 30 ton logam mulia setiap tahun dari Freeport, meninggalkan kebutuhan akan impor.
Menteri BUMN Erick Thohir, menyatakan pada saat itu bahwa dia akan mendorong BUMN dalam layanan keuangan untuk mendirikan bank emas batangan dan membantu mendistribusikan emas Antam kepada pelanggan.
“Bank-bank tersebut dapat mendukung perdagangan domestik logam mulia dan mempromosikan tabungan emas sebagai opsi investasi alternatif bagi warga Indonesia,” kata Erick. (die)