Jakarta | Militan – Karena perumahan yang terjangkau menjadi kurang mudah diakses, warga Indonesia yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, yang dikenal sebagai Gen Z, lebih cenderung menyewa daripada membeli properti.
Dua dari tiga responden Gen Z pesimis tentang prospek membeli rumah dalam tiga tahun ke depan, menurut survei oleh Inventure pada bulan September, sekitar 80 persen dari mereka mengatakan harga rumah yang melonjak sebagai alasan utama.
Faktor-faktor yang berkontribusi ialah termasuk pendapatan yang tidak mencukupi, serta pekerjaan yang tidak stabil.
Yang lain menunjukkan kesulitan dalam mendapatkan hipotek dan beban utang yang ada, yang mencegah mereka mengambil pinjaman perumahan.
Survei juga menunjukkan 38 persen menyukai pengaturan sewa untuk milik, sementara 34 persen lebih memilih perjanjian sewa jangka pendek.
Pada tahun 2023, lebih dari 36 persen responden Gen Z enggan membeli properti dan memilih untuk menyewa.
Di antara mereka, 36 persen mengatakan bahwa mereka tidak siap secara finansial untuk membeli properti, sementara 22 persen menganggap menyewa lebih terjangkau dan 18 persen lainnya lebih suka menyewa karena lokasi yang strategis.
Rukita, sebuah perusahaan proptech di Indonesia mengatakan pada hari Rabu (4/12) mengatakan, menyewa telah menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang lebih memilih untuk menghindari waktu perjalanan yang lama dari pinggiran Jakarta, mengingat bahwa memiliki rumah di pusat kota tidak terjangkau.
“Banyak anak muda sekarang dipaksa untuk tinggal jauh dari pusat kota agar sesuai dengan anggaran mereka, harus melakukan perjalanan satu atau dua jam setiap hari. Ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental,” kata Sabrina pada hari Rabu (4/12).
Indeks Nilai Rumah Pinhome (PHVI) dan Indeks Sewa Rumah Pinhome (PHRI) juga telah mencatat tren peningkatan untuk menyewa daripada membeli, dengan kuartal pertama tahun ini menunjukkan peningkatan 55 persen dalam permintaan untuk sewa rumah dibandingkan dengan rata-rata kuartalan 2023.
Laporan tersebut, yang dirilis pada bulan Juni, juga menunjukkan suku bunga yang tinggi dan ketidaksiapan keuangan sebagai salah satu alasan orang memilih untuk menyewa daripada membeli rumah. (die)