Yogyakarta | Militan – Bentrokan telah terjadi usai demonstrasi Papua Barat Bebas di Jl Kusumanegara di Umbulharjo, kota Yogyakarta pada Minggu (1/12) malam. Setelah para pengunjuk rasa berusaha mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Protes yang dimulai pada sore hari ini, terkait
meminta perhatian terhadap situasi di provinsi Papua, awalnya berlangsung dengan damai.
Para demonstran mulai bubar dan berjalan ke arah timur menuju persimpangan Kusumanegara, tak lama setelah adzan magrib. Bentrokan tiba-tiba pecah antara para pengunjuk rasa dan polisi, hingga mengejutkan penduduk setempat di sekitarnya.
Kepala Polisi Kota Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma mengatakan keributan dimulai ketika salah satu pengunjuk rasa tertangkap mencoba mengibarkan bendera Bintang Kejora.
“Seseorang yang mencoba mengibarkan bendera Bintang Kejora. Itulah yang kami coba amankan, tetapi mereka langsung menyerang kami,” kata Aditya.
Polisi juga mendesak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh rumor yang beredar di media sosial.
Akibat bentrokan yang terjadi, penduduk yang di dekat JI. Kusumanegara segera menutup titik akses ke lingkungan mereka. Mereka juga berjaga di gang-gang, memperingatkan setiap pengemudi yang menuju Jl. Kusumanegara untuk berbalik.
Beberapa lampu jalan juga dimatikan oleh polisi.
Sejak tahun 1970-an, bendera Bintang Kejora telah menjadi simbol utama Gerakan Papua Merdeka (OPM).
Penggunaan bendera Bintang Kejora yang dilarang oleh OPM telah memicu kontroversi dan stigma di Indonesia.
OPM didirikan pada 1 Desember 1961.
Namun, Andi Muttaqien, wakil direktur advokasi di lembaga advokasi hak asasi manusia ELSAM, menyatakan bahwa mengibarkan bendera Bintang Kejora belum dapat dianggap sebagai tindakan pengkhianatan, karena dia percaya bendera itu adalah bagian dari budaya rakyat Papua.
“Bendera Bintang Kejora adalah simbol yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Papua. Protes menggunakan bendera Bintang Kejora adalah ekspresi budaya, sehingga tidak dapat dianggap sebagai tindakan pengkhianatan,” kata Andi.
Bentrokan antara para pengunjuk rasa dan polisi tidak berlangsung lama, karena mereka langsung mereda.
Para pengunjuk rasa pun kemudian memasuki asrama, dan polisi juga berusaha bernegosiasi dengan mereka untuk menjaga ketertiban.
Polisi telah melonggarkan langkah-langkah keamanan di tempat bentrokan untuk memungkinkan penduduk melakukan aktivitas mereka dengan nyaman.
Aditya juga menekankan pentingnya menjaga suasana yang tenang sehingga masyarakat dapat bergerak dengan aman. (die)