Aceh | Militan – Enam orang telah meninggal ketika hampir 100 orang Rohingya mendarat dengan perahu di provinsi Aceh, kata komunitas nelayan setempat pada hari Kamis, dalam gelombang kedatangan terbaru ke Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Miftach Tjut Adek, kepala komunitas mengatakan bahwa 96 kedatangan termasuk tujuh anak-anak, masih berada di pantai lokal di bagian timur Aceh.
“Belum ada solusi, mereka masih di pantai,” kata Miftach.
Sekitar 300 orang Rohingya datang ke darat minggu lalu di provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Badan pengungsi PBB UNHCR telah meminta pemerintah Indonesia untuk memastikan keselamatan mereka.
UNHCR memberikan bantuan kepada Rohingya bersama dengan otoritas lokal, kata juru bicara di Indonesia.
Antara bulan Oktober dan April, ketika laut lebih tenang, banyak Muslim Rohingya meninggalkan Myanmar dengan perahu reyot ke Thailand, Indonesia, Malaysia dan Bangladesh.
Rohingya meninggalkan mayoritas Buddhis Myanmar, di mana mereka dianggap sebagai penyusut asing dari Asia Selatan dan ditolak kewarganegaraannya dan mengalami pelecehan.
Lebih dari 2.000 orang Rohingya tiba di Indonesia tahun lalu, data UNHCR menunjukkan, lebih dari gabungan total kedatangan dalam empat tahun sebelumnya. Beberapa dari mereka menghadapi penolakan di Indonesia karena penduduk setempat semakin frustrasi dengan kehadiran mereka yang terus berdatangan.
Penjabat Gubernur Aceh Safrizal mengatakan kepada wartawan, “Kegiatan mafia perdagangan manusia” harus disalahkan atas kedatangan terbaru.
Ini adalah kelompok ketiga kedatangan di Indonesia barat bulan ini, dengan lebih dari 150 pengungsi mendarat di Aceh dan 140 lainnya tiba di provinsi Sumatra Utara. (die)