close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

31.5 C
Jakarta
Kamis, Desember 5, 2024

Kominfo Akan Siarkan Peringatan Dini Bencana (EWS) di TV Digital dan Ponsel

spot_img

Jakarta | Militan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut, akan siarkan Peringatan Dini Bencana (Early Warning System) dan akan ditayangkan di TV digital dan ponsel masyarakat. Yakni, mencakup gempa, tsunami, kebakaran hutan, hingga banjir.

Menkominfo Budi Arie Setiadi menjelaskan, sebelumnya Kominfo telah memiliki sistem EWS dengan memanfaatkan platform Seluler SMS Blast. Dengan pembaruan ini, menambahkan opsi distribusi informasi kebencanaan demi mengurangi jatuhnya korban.

“Sistem EWS TV Digital dan EWS Ponsel. Kominfo telah bekerja sama dengan penyelenggara jaringan bergerak seluler melalui pengiriman SMS Blast kepada masyarakat di wilayah yang terdampak bencana, sehingga dapat menerima SMS secara realtime tanpa dikenakan biaya,” tuturnya di kantor Kominfo. Selasa, (1/10/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Kominfo mendemonstrasikan bagaimana sistem tersebut bekerja. Jadi, saat terjadi bencana, pemberitahuan akan muncul pada layar TV digital dan Ponsel masyarakat.

Daryono, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG menuturkan, pada layar TV, peringatan dini bencana akan mengisi sebagian kecil layar TV, dan muncul di bagian bawah tayangan untuk kategori Waspada dan Siaga. Sementara itu, Early Warning System akan langsung menggantikan tayangan jika bencana yang masuk dalam kategori Awas.

“Kalau gempa kecil tidak kita masukkan ke sistem ini. Karena kalau gempa kecil kita masukkan, nanti isi tvnya akan gempa-gempa terus. Sehingga, hanya gempa-gempa yang memiliki dampak signifikan dan memiliki potensi tsunami yang akan ditampilkan,” tutur Daryono.

“Dengan adanya potensi ancaman Waspada, itu tsunami yang kurang dari setengah meter. Siaga antara setengah dan tiga meter, dan Awas di atas tiga meter bisa sepuluh, lima puluh, dua puluh meter,” imbuhnya.

Sementara itu, Early Warning System ke Ponsel, hadir dalam dua format, yakni SMS Blast dan Notifikasi Pop-Up.

Selain gempa dan tsunami, sistem peringatan dini ini juga mencakup jenis bencana lain, seperti kebakaran hutan dan lahan, bencana terkait gunung berapi, hingga banjir.

“EWS Kominfo juga telah terintegrasi dengan sistem dari KLD (Kementerian Lembaga Daerah), penyedia informasi bagi masyarakat terdampak. Meliputi, yang pertama BMKG terkait gempa bumi dan tsunami. Kedua KLHK terkait kebakaran hutan dan lahan. Ketiga BNPB terkait informasi kebencanaan, dan yang keempat Badan Geologi PVMBG terkait aktivitas vulkanik, dan kelima BPBD DKI Jakarta terkait informasi banjir,” kata Budi Arie Setiadi. (far)

spot_img

Berita Terpopuler

Penjual Obat Keras Tramadol Berkedok Toko Sembako di Curug Digeruduk Emak-Emak dan Tokoh Agama!

Depok | Militan - Kehebohan melanda wilayah Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Sekelompok emak-emak bersama aliansi masyarakat dan tokoh agama melakukan aksi penggerebekan...

ABADI Solid, Demokrat Kota Malang Perkuat Dukungan di HUT ke-23

Malang | Militan - Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai rapat konsolidasi dan koordinasi peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat di Kota Malang. Bakal Calon...

Ojol Hina Pegawai Tuli, Grab Langsung Turun Tangan

Malang | Militan - Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan aksi tak terpuji seorang driver ojol yang menghina seorang pegawai tuli di...

Polres Majalengka Amankan 4 Orang Terkait Produksi dan Peredaran Uang Palsu

Majalengka | Militan - Polres Majalengka membongkar kegiatan produksi dan peredaran uang palsu yang memproduksi Dolar dan Rupiah di Kabupaten Sumedang. Sebanyak 4 orang...

Meriah! Risma dan Sanusi-Lathifah ‘Mberot’ Bareng Bantengan di Rakercabsus PDI Perjuangan Malang

Malang | Militan - Suasana meriah menyelimuti Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDI Perjuangan di Kabupaten Malang, Minggu (15/9/2024). Hadir dalam acara ini, Tri...

Waspada! Kasus TBC di Indonesia Meroket, Dokter Spesialis Paru di Malang Ungkap Fakta Menakutkan

Jakarta | Militan - Indonesia menempati posisi kedua dunia dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi, hanya kalah dari India. Data ini diungkap oleh Dr. Ungky...
Berita terbaru
Berita Terkait