Tulungagung | Militan – Kekeringan mengancam 900 hektar lahan pertanian di Tulungagung. Debit air di Dam Pacar, sumber irigasi utama untuk lahan tersebut, menyusut drastis. Hal ini disebabkan oleh pembukaan pintu dam secara serampangan oleh perangkat desa setempat tanpa koordinasi.
Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, mengungkapkan kekhawatirannya. “Debit air di Dam Pacar sangat kecil. Kita butuh solusi cepat untuk menyelamatkan 900 hektar tanaman padi yang terancam gagal panen,” ujar Dwi Hari, Selasa (3/9/2024).
Dwi Hari menjelaskan, Dam Pacar mendapat pasokan air dari dua sumber, yaitu Kalidawir dan Bendungan Lodoyo Blitar. Aliran dari Kalidawir tidak bisa diandalkan karena debitnya juga kecil. “Butuh waktu satu bulan untuk menaikkan debit air dari Kalidawir, sementara kebutuhan kita mendesak,” ungkapnya.
Harapan terakhir kini tertuju pada Bendungan Lodoyo Blitar. Dwi Hari telah memerintahkan stafnya untuk berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk meminta tambahan pasokan air.
“Kami berharap PJT bisa menambah sedikit pasokan air ke Dam Pacar. Namun, kemungkinan besar tidak akan maksimal karena pembagian air di PJT sudah terencana sesuai masa tanam,” jelasnya.
Dwi Hari juga mengimbau para petani untuk memaksimalkan penggunaan mesin pompa air untuk mengairi sawah. “Ini upaya untuk menekan kerugian yang mungkin timbul akibat gagal panen,” imbuhnya.
Dinas PUPR Tulungagung terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi kekeringan di Dam Pacar dan menyelamatkan lahan pertanian yang terancam.