
Berita Jogja terbaru, virus Corona atau Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin melejit. Ditya Nanaryo Aji selaku Kepala Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokoler (UHP) Pemda DIY dalam keterangan tertulis kepada wartawan mengatakan bahwa dari penambahan 791 kasus positif, Kabupaten Sleman penyumbang terbanyak dengan total 319 kasus.
Setelah Sleman, kasus terbanyak kedua disumbangkan oleh Kabupaten Bantul dengan total 249 kasus. Kemudian disusul Kabupaten Kulon Progo 131 kasus, Kota Yogyakarta 79 kasus, dan Kabupaten Gunungkidul 13 kasus.
Untuk lebih jelasnya, simak fakta-fakta menarik dibawah ini terkait melejitnya kasus positif Covid-19 di DIY :
791 Kasus Tersebut Didominasi Hasil Tracing Kontak Kasus Positif Sebanyak 613 Kasus
Ditya menjelaskan bahwa 791 kasus tersebut didominasi hasil tracing kontak kasus positif yaitu sebanyak 613 kasus. Lalu sisanya dari periksa mandiri 122 kasus, screening karyawan 3 kasus, perjalanan luar daerah 3 kasus, dan sebanyak 50 kasus belum ada info.
Sementara jika dibandingkan kemarin-kemarin, jumlah kasus positif baru naik 97 pada hari Kamis (24 Juni 2021). Dengan penambahan 791 kasus baru pada hari Kamis itu, maka total kasus positif terkonfirmasi Corona di DIY menjadi 55.463 kasus.
Kamis (24 Juni 2021) : Kasus Sembuh 258, Sementara Kasus Kematian Corona Di DIY Sebanyak 1.422
Kemudian jumlah kasus sembuh pada hari Kamis (24/6) sebanyak 258 dari total kasus sembuh 46.644. Dengan rincian kasus sembuh pada hari Kamis (24/6) yaitu 118 dari Kabupaten Bantul, 61 Sleman, 47 Kota Yogyakarta, 17 Kulon Progo, dan 15 dari Gunung Kidul.
Sementara tambahan kasus kematian Corona di DIY pada Kamis (24/6) mencapai 11 kasus dari total kasus meninggal sebanyak 1.422. Dari 11 kasus kematian tersebut, empat kasus diantaranya berusia dibawah 50 tahun yang terdiri dari perempuan berusia 24 tahun, perempuan 31 tahun, perempuan 43 tahun, dan laki-laki 42 tahun. Jadi, tidak semua kasus meninggal Corona itu orang lanjut usia.
Provinsi DIY Mencatatkan Rekor Kasus Corona Selama Empat Hari Berturut-Turut
Provinsi DIY mencatatkan rekor kasus Corona selama empat hari berturut-turut. Rekor kasus positif tertinggi tercatat pada Minggu (20 Juni 2021) dengan total 665 kasus, sehingga total kasus menjadi 52.641 dengan jumlah 1.367 kematian.
Karena lonjakan tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga sempat merencanakan untuk melakukan lockdown total. Namun, Sri Sultan HB X menyatakan bahwa membatalkan karantina wilayah atau lockdown.
Sang Gubernur telah menghitung dampak buruk jika lockdown benar-benar dilakukan. Sultan HB X berujar bahwa ketika lockdown berlaku maka seluruh kegiatan masyarakat tentunya harus berhenti total. Hanya apotek dan supermarket saja yang diizinkan beroperasi. Ketika semua aktivitas masyarakat terhenti, konsekuensinya pemerintah harus menyiapkan biaya hidup kebutuhan harian masyarakat.
Dengan diurungkannya lockdown, Sultan HB X menuturkan bahwa akan memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat lebih kencang di masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang akan berlangsung hingga 28 Juni nanti.
Epidemiolog UGM : Seharusnya Jogja Melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Ketat
Riris Andono selaku Epidemiolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) mengatakan bahwa seharusnya Jogja melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat. Riris menjelaskan, penularan virus corona terjadi saat adanya interaksi. Jika kekebalan tubuh seseorang rendah, maka ia akan mudah terinfeksi Covid-19. Karena itu, pembatasan mobilitas harus dilakukan guna mencegah interaksi manusia yang berpotensi menularkan virus. Pemerintah perlu memiliki tujuan yang jelas untuk mengendalikan virus corona, yaitu dengan membatasi mobilitas, meski berdampak pada ekonomi.